Terjadi Perpecahan Kelompok Militan di Suriah
Pembebasan
wartawan AS Peter Theo Curtis oleh kelompok Jabhat Al-Nusra mengungkap
perbedaan nyata antara kelompok militan di Suriah itu dengan ISIS.
25.08.2014
Analis mengatakan pembebasan wartawan freelance Amerika Peter Theo
Curtis mengungkap perbedaan nyata antara cabang-cabang kelompok teroris
al-Qaida yang berjuang untuk berkuasa di Suriah. Curtis dibebaskan hari
Minggu oleh Jabhat al-Nusra, satu dari sejumlah kelompok Muslim yang
hendak menguasai Suriah.
Al-Nusra baru-baru ini memutuskan hubungan dengan pejuang Negara Islam ISIS dengan alasan metode mereka terlalu brutal. Pembebasan Curtis terjadi hanya beberapa hari setelah kelompok saingan al-Nusra, ISIS, merekam pemenggalan wartawan Amerika James Foley.
Jonathan Adelman, associate profesor pada Korbel School of International Studies, University of Denver, mengatakan al-Nusra tidak ingin dikaitkan dengan ISIS.
"Al Nusra, yang lebih sebagai kelompok Suriah, ketimbang kekhalifahan atau kelompok internasional, jelas ingin menunjukkan bahwa, meski telah membunuh dan menyiksa orang sebelumnya, mereka tidak seperti ISIS. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka berbeda," kata Adelman.
PBB menuduh ISIS melakukan pelanggaran HAM yang "mengerikan" dan luas, mulai dari eksekusi massal sampai perbudakan dan pemerkosaan. Kelompok itu telah menguasai daerah luas di Suriah timur dan Irak barat laut.
Menurut analis Timur Tengah Stephen Zunes dari University of San Francisco, al-Nusra mungkin hendak mencegah serangan Amerika terhadap mereka jika Amerika memutuskan memburu militan ISIS dengan serangan udara dari Irak masuk ke Suriah. "Ada beberapa dugaan bahwa Amerika dan mungkin negara-negara lain akan ikut bertempur melawan ISIS yang telah kita lihat berkembang di wilayah Irak, dan menurut saya orang-orang al-Nusra hendak menegaskan bahwa mereka adalah kelompok terpisah dan tak ingin terkena serangan pembalasan militer Amerika."
=========
Sumber:http://www.voaindonesia.com/content/analis-terjadi-perpecahan-di-militan-suriah-/2427858.html?utm_medium=twitter&utm_source=twitterfeed
Al-Nusra baru-baru ini memutuskan hubungan dengan pejuang Negara Islam ISIS dengan alasan metode mereka terlalu brutal. Pembebasan Curtis terjadi hanya beberapa hari setelah kelompok saingan al-Nusra, ISIS, merekam pemenggalan wartawan Amerika James Foley.
Jonathan Adelman, associate profesor pada Korbel School of International Studies, University of Denver, mengatakan al-Nusra tidak ingin dikaitkan dengan ISIS.
"Al Nusra, yang lebih sebagai kelompok Suriah, ketimbang kekhalifahan atau kelompok internasional, jelas ingin menunjukkan bahwa, meski telah membunuh dan menyiksa orang sebelumnya, mereka tidak seperti ISIS. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka berbeda," kata Adelman.
PBB menuduh ISIS melakukan pelanggaran HAM yang "mengerikan" dan luas, mulai dari eksekusi massal sampai perbudakan dan pemerkosaan. Kelompok itu telah menguasai daerah luas di Suriah timur dan Irak barat laut.
Menurut analis Timur Tengah Stephen Zunes dari University of San Francisco, al-Nusra mungkin hendak mencegah serangan Amerika terhadap mereka jika Amerika memutuskan memburu militan ISIS dengan serangan udara dari Irak masuk ke Suriah. "Ada beberapa dugaan bahwa Amerika dan mungkin negara-negara lain akan ikut bertempur melawan ISIS yang telah kita lihat berkembang di wilayah Irak, dan menurut saya orang-orang al-Nusra hendak menegaskan bahwa mereka adalah kelompok terpisah dan tak ingin terkena serangan pembalasan militer Amerika."
=========
Penculik Bebaskan Seorang Wartawan AS di Suriah
Para penculik
hari Minggu (24/8) menyerahkan wartawan AS Peter Theo Curtis yang sudah
disandera sejak tahun 2012 kepada perwakilan PBB di Suriah.
Wartawan AS, Peter Theo Curtis dibebaskan penculiknya, militan dari kelompok Jabhat Al Nusra, hari Minggu (24/8).
Gerilyawan Islam di Suriah telah membebaskan seorang wartawan
Amerika yang ditahan sejak tahun 2012, hanya beberapa hari setelah
seorang wartawan Amerika lainnya dipenggal.
Para penculik hari Minggu sore (24/8) menyerahkan Peter Theo Curtis kepada perwakilan PBB di desa Al Rafid, Quneitra, dataran tinggi Golan, meski kondisi pembebasannya belum diketahui.
Dalam video yang muncul semasa ia diculik, Curtis mengatakan ia adalah wartawan dari Boston, Massachusetts dan berada dalam kondisi baik.
Komite Perlindungan Wartawan yang berkantor di Amerika mengatakan Curtis adalah satu dari 20 wartawan yang diyakini hilang di Suriah.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry memuji pembebasan Curtis dan mengatakan Amerika kini menggunakan kontak inteljen, militer dan diplomatik yang luas untuk membebaskan warga Amerika lainnya yang disandera di Suriah. Ia menyampaikan rasa lega karena Curtis akan segera kembali ke rumah setelah selama ini disandera Jabhat Al Nusra.
Sementara itu, Inggris mengatakan hampir bisa mengenali laki-laki – yang diduga warga negara Inggris – sebagai pejuang ISIS yang memenggal kepala wartawan Amerika James Foley sebagai protes atas serangan udara Amerika terhadap militan ISIS di Irak.
Duta Besar Inggris Untuk Amerika Peter Westmacott mengatakan kepada jaringan televisi CNN bahwa Inggris menggunakan “teknologi canggih” dan alat pengenal suara untuk melacak pembunuh yang mengenakan tudung kepala dan berdiri disamping James Foley sebelum membunuhnya.
Suratkabar the Sunday Times melaporkan badan-badan inteljen Inggris telah mengidentifikasi orang itu tetapi sumber itu menolak menyebut namanya.
Dalam video itu, pejuang ISIS tersebut berbicara dalam bahasa Inggris yang fasih dengan logat London. Pejuang itu juga mengancam akan membunuh wartawan kedua Amerika – Steven Sotloff – jika Presiden Barack Obama tidak mengakhiri serangan udara di Irak. Tetapi pesawat-pesawat tempur Amerika terus menggempur lokasi-lokasi militan ISIS.
Westmacott mengatakan ada sekitar 500 warga Inggris yang pergi ke Suriah dan Irak untuk berperang bersama ISIS.
James Foley yang berusia 40 tahun sedang melaporkan kondisi di dalam Suriah ketika ia diculik pada akhir tahun 2012. Misa duka bagi James Foley dilangsungkan di sebuah gereja Katholik Roma di kota kelahirannya di Rochester, negara bagian New Hamsphire hari Minggu.
Para penculik hari Minggu sore (24/8) menyerahkan Peter Theo Curtis kepada perwakilan PBB di desa Al Rafid, Quneitra, dataran tinggi Golan, meski kondisi pembebasannya belum diketahui.
Dalam video yang muncul semasa ia diculik, Curtis mengatakan ia adalah wartawan dari Boston, Massachusetts dan berada dalam kondisi baik.
Komite Perlindungan Wartawan yang berkantor di Amerika mengatakan Curtis adalah satu dari 20 wartawan yang diyakini hilang di Suriah.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry memuji pembebasan Curtis dan mengatakan Amerika kini menggunakan kontak inteljen, militer dan diplomatik yang luas untuk membebaskan warga Amerika lainnya yang disandera di Suriah. Ia menyampaikan rasa lega karena Curtis akan segera kembali ke rumah setelah selama ini disandera Jabhat Al Nusra.
Sementara itu, Inggris mengatakan hampir bisa mengenali laki-laki – yang diduga warga negara Inggris – sebagai pejuang ISIS yang memenggal kepala wartawan Amerika James Foley sebagai protes atas serangan udara Amerika terhadap militan ISIS di Irak.
Duta Besar Inggris Untuk Amerika Peter Westmacott mengatakan kepada jaringan televisi CNN bahwa Inggris menggunakan “teknologi canggih” dan alat pengenal suara untuk melacak pembunuh yang mengenakan tudung kepala dan berdiri disamping James Foley sebelum membunuhnya.
Suratkabar the Sunday Times melaporkan badan-badan inteljen Inggris telah mengidentifikasi orang itu tetapi sumber itu menolak menyebut namanya.
Dalam video itu, pejuang ISIS tersebut berbicara dalam bahasa Inggris yang fasih dengan logat London. Pejuang itu juga mengancam akan membunuh wartawan kedua Amerika – Steven Sotloff – jika Presiden Barack Obama tidak mengakhiri serangan udara di Irak. Tetapi pesawat-pesawat tempur Amerika terus menggempur lokasi-lokasi militan ISIS.
Westmacott mengatakan ada sekitar 500 warga Inggris yang pergi ke Suriah dan Irak untuk berperang bersama ISIS.
James Foley yang berusia 40 tahun sedang melaporkan kondisi di dalam Suriah ketika ia diculik pada akhir tahun 2012. Misa duka bagi James Foley dilangsungkan di sebuah gereja Katholik Roma di kota kelahirannya di Rochester, negara bagian New Hamsphire hari Minggu.
Sumber:http://www.voaindonesia.com/content/analis-terjadi-perpecahan-di-militan-suriah-/2427858.html?utm_medium=twitter&utm_source=twitterfeed
24.08.2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar