MARI KITA BANGUN “TALI BATIN” PERTEMA … « Blog Yan Abdullah

MARI KITA BANGUN “PERSAUDARAAN” PERTEMANAN Salam Bahagia dan Sejahtera Penuh Berkah. Teman-teman "On Line" saya yang baik hati. Di dalam ini kita bersama-sama saling berbagi (Shering), tukar menukar pengalaman dan pengetahuan, dan mengelola "lalu" lintas On Line. Saya akan memberikan sesuatu yang Anda perlukan, jika menurut Anda berguna dan akan memakainya boleh dicopy dengan mencantumkan sumber-Url-nya. Demikian pula antara Anda dengan teman-teman lainnya dan saya. Kenapa tidak. Kita membangun "sinergitas", peberdayaan untuk kesejateraan, kebahagiaan kita bersama dan tanpa melepaskan tujuan akhir kita masing-masing. Frienship; Persaudaraan,kesejahteraan dan kebahagiaan bersama. Mari kita saling berbagi share di sini.

Sabtu, 12 Juli 2014

TUKANG SURVEY DAN IKLAN "LONTONG"

TUKANG SURVEY DAN IKLAN "LONTONG"

Tukang Nujum......
Gitu aja kok Repot sampai ke Cikeas
Survey Elektabilitas Capres, sama dengan Prakiraan "Cuaca", lebih jauh lagi dari perhitungan Hisab Awal Bulan Ramadhan atau tanggal jatuhnya 1 Syawal atau Hari Raya Idhul Fitri. 
Ya.... makanya....gue bilangin.
Prediksi itu kan "terawangan" para tukang " nujum" ,
Gitu aja kok repot.
Survey Elektabilitas Capres, itu permainan " tukang ganduah " (agen/makelar) politikus. 
Mau beli barang patent jangan di pasar "LOAK", pesan langsung dong ke "pabriknya, ada "Waranty"-nya. 
Situasi semakin riuh setelah munculnya argumen Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi yang terang-terangan menantang Komisi Pemilihan Umum (KPU), "Apalagi ada pimpinan lembaga survei yang sudah menyatakan bahwa hasil quick count lembaga surveinya yang paling akurat. Dan jika nanti hasil rekap KPU berbeda, maka yang keliru adalah KPU.
Yanuar Abdullah
Tahukah Anda tentang
SURVEY Indonesia saat ini
Jika belum, ikuti dan selesasikan membaca
Status ini.
Teman saya Amri, kesal dan marah sekali melihat hasil survey yang di tayangkan Metro Tv;hari Rabu sore tanggal 09 Juli 2014.Terlihat di layar kaca Jowi-Juka siap-siap untuk deklarasi.Tampak pula tokoh-tokoh partai PDIP dan Wiranto (HANURA) bersama beberapa orang lainnya.
Gimana ini katanya pada saya baru mau menyalaminya. "Apa ini benar", katanya agak tegang.
"Jantung Anda normal ?" saya bertanya.
"Bisa ya, bisa ndak !" jawabnya. Ketagangan wajahnya mulai menurun. Rupanya teman ini benar-benar pendukung berat, serius sekali terhadap pemenangan Prabowo-Hatta. Ternyata di seluruh Kabupaten dan  Provinsi tempat ia tinggal, pilihannya pasangan Nomor 1.
"Ini survey bung; apa bung tahu siapa rajanya ? "
" Saiful Mujani kan , kalau tidak Deny JA " temanku menjawab.
"Coba pikir dulu lebih jauh dan dalam-dalam. Nanti bung tahu siapa pakarnya".
Temanku terdiam sejenak... Ia mulai mengerti arahku yang mengalihkan perhatiaanya.
"Ini tidak "bagarah" (bercanda-gurau-an) bung, Ini masalah serius. Ini kan penipuan publik namanya" ia malah berbalik kepada   pemikirannya tentang tayangan yang mengalahkan "jago-an"-nya si Pasangan Nomor 1.
"Ya-ya; Okey, Ini serius... survey itu untuk meyakinkan pengambil keputusan untuk bertindak yang menguntungkan pihak sponsor yang membiayainya"
"ini apa pula kuliah bung ini. Saya bilang kita dikalahkan orang seenakanya, bung per-olok-olok-an saya, Nanti saya bisa marah bung" suara temanku merendah bernada dan ia seperti merajuk.
"Tidak-tidak, sory bung , saya serius jugakan. Saya ingatkan tayangan itu bisa membunuh bung. Sumbernya "survey Antah-Barantah" , mau melantik diri jadi Presiden. Nanti bung akan ikut gila. Ya bung bisa tergolong pada orang-orang sesat. Mengucap dulu dan ikuti AKu" AKu meningkatkan semangatku juga untuk meyakin-kannya.
Dengan menarik napas agak dalam aku bilang; "begini ya bung....Bung ingat Bung Tukul dalam acara Empat Mata ? .... Nah ia maykin-kan publik-nya dengan menyebut kalimat 'SURVEY MEMBUK....TIKAN......Cuueeep ia melayang dengan menampilkan Kata-kata dan atau Angka di layar kaca.
Bung tinggal ketawa tanpa peduli, siapa, dimana, bilamana dengan sample berapa, methodologinya apa. Anda tidak peduli bukan ? Bung hanya ikut-ikutan ketawa saja. Begitulah temanku yang baik hati-nya ini. Yang bung tonton itu sama dengan ini" AKu mengusap punggung temanku.
Ia merajuk dan diam saja......
"Hei....hei....Mau aku tambahkan"
"Tah Usah " jawabnya agak ketus, ia tampak seperti terus merajuk.
"Bung....kalau begini, bung diperangkap alam pikiran yang sempit namanya" aku menggoda
"Sudah lah, bung sendiri sajalah yang cerdas; kami-kami ini, di sini bodoh-bodoh, blo-on-blo-on  semua "
" Ini penting bung... Ini dasar hukum bernegara. Ini bukan bergarah . Ini tidak olok-olok-an, Ingatlah Mahkamah Konstitusi memutuskan Pemilu yang sekarang bertentangan dengan UUD 45. Makanya jangan serius amat-lah".
Rekan ku diam pura tidak mendengarkan. Matanya mengarah terus ke layar kaca televisi.
" Yang bung tonton itu sama dengan Iklan Bima Lontong; Survey 80% membuktikan orang Indonesia minum Bima; dan 20% lagi ,dia sendiri dan kita-kita ini. Maka kesimpulannya 20+80=100% orang Indonesia meminum dan menyukainnya. Kenapa bung tidak protes, kenapa tak marah, kok terima saja...; Ya yang bung tonton itu Sama saja dengan Si Lontong. Bung, bisa ingat dengan Shampo Rambut, yang iklannya ditayangkan  dengan wanita penyanyi itu siapa namanya ? "Anggun"- bukan; Ya peduli apalah namanya itu namun yang saya maksud sifatnya sama-sama memperalat "gezah, marwah,/wibawa dan validasi sebuah "survey". Tayangan ini bung anggap iklan itu sajalah." Ucapku meyakinkan
"Betul juga bung ya......, Ini adalah tontonan iklan politik dari tim jowi-juka yo; aku mengerti sekarang.
" Makanya jangan cepat percaya dulu, Ingat juga penjual obat yang berteriak-teriak di tengah pasar. Tepung terigu bisa jadi obat serba guna untuk melawan semua penyakit. Nah itu lah kerja atau timses melalui media massa untuk mempengaruh pendapat umum ; Memanipulasi persepsi publik untuk yakin dan percaya. Kalau iklan memang begitu.Ingat juga ya iklan yang dibitangi Andi Malarangeng, Angelina Sondahk, dan Anas Urbaningrum" aku terus menguraikan sekalipun temanku  pura-pura enggan mendengarnya.
Apa tindakan Anda 
terhadap...... kemungkinan munculnya
peng-(ke)-gagalan Pemilu 2014.

1. terang-benderang landasan hukum Pemilu 2014, bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.
2.keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada 23 Januari 2014, bahwa Undang-Undang Nomor 42/2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.

Okey ini hanya sekedar mencatat dan menggores
hasil pejumpaan sore hari pemilu, Rabu, tanggal 09 Juli 2014.
=======
  1. Survey Elektabilitas Capres, sama dengan Prakiraan "Cuaca", lebih jauh lagi dari perhitungan Hisab Awal Bulan Ramadhan atau tanggal jatuhnya 1 Syawal atau Hari Raya Idhul Fitri. Ya.... makanya....gue bilangin.
  2. Prediksi itu kan "terawangan" para tukang " nujum" ,
    Gitu aja kok repot.
    Survey Elektabilitas Capres, itu permainan " tukang ganduah " (agen/makelar) politikus. Mau beli barang patent jangan di pasar "LOAK", pesan langsung dong ke "pabriknya, ada "Waranty"-nya.
    =================
  3.  

    situasi semakin riuh setelah munculnya argumen Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi yang terang-terangan menantang Komisi Pemilihan Umum (KPU), "Apalagi ada pimpinan lembaga survei yang sudah menyatakan bahwa hasil quick count lembaga surveinya yang paling akurat. Dan jika nanti hasil rekap KPU berbeda, maka yang keliru adalah KPU,
  4. Sebelum kekeliruannya "terbongkar" mereka akan berteriak tentang kelalai-an/kekeliruan dn atau kesalahan KPU dan Bawaslu, serta menuding "orang suruhan". Seterusnya akan menyerang sikap keadilan Mahkamah Konstitusi (MK).
    Ini dia yang harus bertanggung jawab atas korban yang berjatuhan;
    1.Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang menyebutkan Jokowi-JK memperoleh dukungan suara 52 persen dan Prabowo-Hatta 48 persen,
    2. Litbang Kompas Jokowi-JK 52,3 persen dan Prabowo-Hatta 47,6 persen,
    3. Saiful Mujani Research & Consulting Jokowi-JK 52,8 persen dan Prabowo-Hatta 47,2 persen, serta
    4. Indikator Politik Jokowi-JK 52,6 persen dan Prabowo-Hatta 47,3 persen.
    5. Radio Republik Indonesia RRI yang menyatakan Jokowi-JK meraih dukungan suara 52,5 persen dan Prabowo-Hatta 47,5 persen,
    6. Lingkaran Survei Indonesia Jokowi-JK 53,3 persen dan Prabowo-Hatta 46,7 persen,
    7. Populi Center Jokowi - Jk 50,95 persen danPrabowo-Hatta 49,05 persen.

    Sedangkan lembaga yang mengunggulkan Prabowo - Hatta terdiri dari

    1.Puskaptis yang menyebutkan Prabowo-Hatta meraih suara 52,05 persen sedangkan Jokowi-JK 47,95 persen,
    2. Indonesia Research Center Prabowo-Hatta 51,11 dan Jokowi-JK 48,89 persen,
    4. Lembaga Survei Nasional Prabowo-Hatta 50,56 sedangkan Jokowi-JK 49,94 persen serta Jaringan Suara Indonesia Prabowo-Hatta 50,13 dan Jokowi-JK 49,87 persen.
    (ful)

Tidak ada komentar: