MARI KITA BANGUN “TALI BATIN” PERTEMA … « Blog Yan Abdullah

MARI KITA BANGUN “PERSAUDARAAN” PERTEMANAN Salam Bahagia dan Sejahtera Penuh Berkah. Teman-teman "On Line" saya yang baik hati. Di dalam ini kita bersama-sama saling berbagi (Shering), tukar menukar pengalaman dan pengetahuan, dan mengelola "lalu" lintas On Line. Saya akan memberikan sesuatu yang Anda perlukan, jika menurut Anda berguna dan akan memakainya boleh dicopy dengan mencantumkan sumber-Url-nya. Demikian pula antara Anda dengan teman-teman lainnya dan saya. Kenapa tidak. Kita membangun "sinergitas", peberdayaan untuk kesejateraan, kebahagiaan kita bersama dan tanpa melepaskan tujuan akhir kita masing-masing. Frienship; Persaudaraan,kesejahteraan dan kebahagiaan bersama. Mari kita saling berbagi share di sini.

Senin, 10 November 2014

Pemurtadan Fisik dan Pemurtadan Pemikiran: Felix Siauw

 Pemurtadan Fisik dan Pemurtadan Pemikiran


Shared publicly  -  6:31 AM
 
Tentang Pemurtadan Terselubung dan Terang-terangan, Pemurtadan Fisik dan Pemurtadan Pemikiran

Beberapa waktu ini kita kembali diingatkan tentang bahaya aqidah, yaitu paya pendangkalan aqidah bahkan pemurtadan di tempat-tempat umum.

Sebenarnya ini bukan hal aneh, karena kaum kafir memang secara tersistematis akan berusaha memalingkan kita dari agama yang haq. Berkaitan hal ini, Allah mengingatkan berulang kali dalam Al-Qur'an, bahkan sampai melarang pemimpin kafir, karena bahaya semisal ini

Segala cara mereka gunakan untuk mendangkalkan aqidah ummat | mulai dari simbol, pemaksaan, nikah beda agama, sampai cara yang tak pantas

Berbicara tentang pemurtadan, maka pemurtadan ada dua jenis
1. Pemurtadan secara fisik
2. Pemurtadan pemikiran

Jenis pertama, kita banyak saksikan di video investigasi yang beredar saat ini | pembagian roti bertulis khas Kristen, kalung merpati, dan lain-lain, bahkan ada pula yang melakukan pembabtisan terselubung, bakti sosial yang di dalamnya dakwah sasaran empuknya kaum marjinal tak terdidik

Pemurtadan fisik ini berbahaya, namun hanya berlaku bagi yang tak terdidik lemah ekonomi | begitu terdidik kaum Muslim, ini tak berarti

Yang lebih berbahaya sebetulnya adalah pemurtadan jenis kedua, pemurtadan pemikiran, ini jauh lebih berbahaya dari pemurtadan fisik. Karena bila yang datang orang kafir berkalung salib, ummat akan waspada, bagaimana bila yang datang Muslim, tapi berpikir selayaknya kafir?

Inilah yang dituju oleh banyak misionaris, cangkang Muslim namun isinya beracun, merusak dan menjauhkan ummat dari Islam, Yang sudah murtad secara pemikiran ini masih Muslim, namun permisif terhadap kekufuran, mendukung kekufuran, dan anti-Islam

coba simak kutipan Samuel Zweimer, misionaris global

“Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslim sebagai seorang kristen… Tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar hawa nafsu (walaupun mereka muslim).”

Generasi yang sudah murtad secara pemikiran ini pun jauh dari Islam, mereka lebih akrab dengan nilai selain Islam, walaupun masih Muslim, mereka membuka jalan kekufuran

Lalu bagaimana caranya kita merespons terhadap pemurtadan fisik ataupun pemikiran? Islam memandu kita untuk melakukan 3 hal

Pertama, secara individual menguatkan aqidah, membentengi diri kita dan diri orang lain dan meyakini bahwa agama yang benar hanya Islam. Berpikir lalu menemukan bukti-bukti yang tak terbantahkan Islam itu haq, dan mencari alasan "kenapa aku harus jadi seorang Muslim?"

Kedua, berdakwah secara berjamaah, amar ma'ruf nahi munkar secara baik dan santun, baik mendakwahi ummat kita atau ummat lainnya. Dengan berjama'ah insyaAllah ummat akan lebih resisten dan aware terhadap segala bentuk pemurtadan yang terjadi, fisik atau pemikiran

Ketiga dan yang paling berefek, dengan penerapan syariah Islam oleh negara, ini bentuk tertinggi dari perlindungan aqidah ummat

di masa Rasulullah dan para Khalifah, kaum Nasrani dijamin hidup dan ritual agamanya, namun dilarang bila berdakwah di ruang publik

Negara pula yang bertugas menjamin ekonomi ummat agar sejahtera dan kuat, hingga tidak mudah terpengaruh karena desakan ekonomi. Misalnya, Rasulullah pernah membangun "Pasar Kaum Muslimin" di Madinah yang berdampingan dengan pasar Yahudi dan Nasrani sebagai penguat ekonomi

Negara pun memfasilitasi kemudahan dakwah dan bahkan negara sendiri yang mengemban dakwah Islam, mengenalkan kebaikan Islam bagi semua

Fungsi ini yang belum dijalankan di Indonesia, negaranya tidak menjaga aqidah ummat, alasannya "karena ini bukan negara agama". Kadang-kadang saya berpikir, Muslim di Indonesia ini setengah-setengah, maunya dibilang beragama, tapi bernegara "tanpa agama"

Maka secara hukum negara, tindakan pemurtadan tidak bisa ditindak oleh negara, bila dilakukan dengan 'legal' menurut hukum negara. Tidak begitu saat syariat Islam diterapkan di masa Rasulullah saw, tugas negara salah satunya yang penting, adalah melindungi aqidah

Bagi para orangtua, renungkan kisah Nabi Ya'kub saat menjelang kematian, yang dia khawatirkan bukan harta, bukan tahta, namun iman

"..ketika Ya'kub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" (QS 2:133)

Maka carilah ilmu tentang kebenaran Islam, ajarkan pada anak-anak, lalu berjama'ahlah dalam kebaikan, dan perjuangkanlah Islam agar bisa mewujud dalam negara, agar negara itu juga mengemban dakwah Islam :)

Mudah-mudahan Allah menguatkan iman di dada kita, menjaga baiknya iman itu dalam keseharian, dan mewafatkan kita dalam keadaan beriman

akhukum,
@felixsiauw
Translate 

Tidak ada komentar: