Yanuar (Yan) Abdullah Penulis |
POTONG BEBEK - ANGSA
La la oh lala....ooo lala.
Ini bukan Nyanyian ......
"Potong Bebek Angsa,
Masak di Kuali
"Nona minta dansa,
Dan sa-nya Empat Kali.Bukan,
Dorong ke kiri- dorong ke kanan.
Sekali lagi ,sekali lagi ini bukan ten tang Nyanyian.
Begini ceritanya...
Terpana juga saya dibuatnya. Setelah membaca kurikulum vitae, riwayat kelahiran ibu dan bapaknya, serta mamak ( om )-nya ternyata ia memang keturunan Bebek-Angsa. Lingkungan keluarga dan pergaulannya. Ia memang keturunan Bebek atau juga Angsa.Ketika hujan turun. Sementara binatang atau makhluk hidup lain-nya kebingungan melarikan diri atau ter buru-buru mencari tempat berteduh, dia tenang-tenang saja. Jika lagi makan ia terus saja makan atau sedang bercanda, ia terus saja bercanda.Ia adalah binatang yang suka air.Darahnya panas, bulunya tebal dan berminyak tak basah bila ditimpa hujan. Sedalam apa pun air, bagi-nya hanya se batas "dada"-nya.
Begitulah di zaman Belanda menjajah Indonesia, ia adalah agen dan pembantu Belanda mengumpulkan barang dagangan untuk VOC. Ketika Belanda Memerintah keluarga nenek moyangnya itu berada di belakang membuat rancang bangun pemerintahan dan ia mengambil fasilitas dan keuntungan komersiil di atas-nya. Begitu juga di Zaman penjajahan Jepang, kerja paksa dan rodi mereka koordinatornya, malah tukang siapkan makanan dan peralatan yang dibutuhkan Jepang.
Pada masa kemerdekaan awal mereka masih berpihak kepada Belanda.Demi mempertahankan fasilitas yang diperolehnya dari Belanda, ia rela bangsanya "dijajah". Atau mereka mensejajarkan diri dengan penjajah, seperti suku bangsa pendatang di Nusantara ini. Rata-rata suku pendatang itu hidup bagai benalu, juga bertabiat dan berkelakuan seperti Bebek -Angsa. Setelah para pejuang menyembelih beberapa orang anggota keluarganya yang terang-terangan menantang usaha-usaha mencapai dan mempertahankan kemerdekaan , baru mereka merobah sikap dan pendiriannya.
Hebat-nya merekaWaktu itu ia segera "merapat" ke Titik kendali dan pusat komando perjuangan.
bersambung......
Tahun pertama masa Zhenguan, Kaisar Tang Taizong memberitahu kepala personil kerajaan, “Kehidupan perempuan di lingkungan istana sangat memprihatinkan. Pada akhir Dinasti Sui, istana kerajaan terlalu banyak merekrut tenaga kerja perempuan. Banyak dari mereka tinggal di kota lingkar luar istana, dimana kaisar jarang berkunjung; hal mana hanya menghamburkan uang dan tenaga. Saya tidak menyukai situasi ini. Yang mereka lakukan hanya membersihkan rumah. Apa lagi yang dapat mereka lakukan? Biarkan mereka pulang ke rumah dan menikah. Kita dapat menghemat uang dan orang-orang akan lebih bahagia serta memiliki kehidupan pribadinya.” Setelah itu, istana kerajaan mengirim pulang lebih dari 3.000 perempuan. Tahun kedua masa Zhenguan, Tiongkok Tengah mengalami masa kekeringan diikuti dengan kelaparan yang parah. Kaisar Tang Taizong mengatakan kepada menteri-menterinya, “Cuaca yang ekstrim adalah akibat dari kekurangan De (kebajikan, budi pekerti) pada diri saya, saya memerintah tidak berd....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar